Selamat Tinggal Medium

Jun 30, 2019 10:57 ยท 423 words ยท 2 minute read #random

Selamat Tinggal Medium

unsplash-logoNick Morrison

Setelah mempertimbangkan matang-matang akhirnya saya memutuskan untuk lepas menulis dari Medium. Jangan salah sangka, saya sebenarnya suka banget nulis di Medium, bahkan saya sudah menulis di Medium sejak tahun 2017 ๐Ÿ˜ƒ

Plus Minus Medium

Dari sudut pandang saya pribadi, banyak hal yang membuat platform ini cocok untuk menulis:

  • Editor yang nyaris sempurna. Gak sedikit library editor WYSIWYG mengambil inspirasi dari Medium lho!
  • Publikasi. Kita bisa membuat publikasi kita sendiri maupun berkontribusi di publikasi orang lain. Apa keuntungan menulis di publikasi orang lain? Jika kita menulis artikel di publikasi yang sudah dikenal komunitas, kemungkinan dibacanya akan sangat tinggi dan impact bagusnya adalah reputasi kita akan semakin naik.
  • Exposure. Artikel-artikel yang kita tulis bisa direkomendasikan secara otomatis oleh sistem ke pembaca
  • Integrasi ke gist. Tinggal copy link gist, muncul.
  • Statistik. Gak perlu setup analytics lain-lain, chart dan insight dari Medium sendiri sudah cukup bagus.

Tapi saya juga punya beberapa hal yang membuat saya mau move away dari Medium:

  • Sebagian besar isi blog saya membahas konten technical. Dalam hal ini, editor Medium belum cukup bagus untuk menampilkan code yang saya tulis. Gak ada built-in syntax highlighting, block <code> ... </code> nya juga seringkali terlalu besar sehingga membaca code lewat mobile akan sangat sulit.

    code di Medium sulit dibaca

    Sulit membaca di mobile

    Saya harus menggunakan gist dan meng-import-nya only to show code colours and enhance readability ๐Ÿคฆ๐Ÿปโ€โ™€๏ธ

  • Paywalls. Sah-sah aja sih, just doesn’t work for me.

  • Personal Branding. Beberapa teman saya di Facebook memberikan saran ke saya lebih baik membuat blog pribadi jika memang suka menulis. Punya blog sendiri itu bisa meningkatkan personal branding saya sebagai developer. My content belongs to me.

  • Reusable. Saat ini saya menggunakan Hugo dan seluruh artikel di sini berformat Markdown yang artinya jika suatu saat nanti saya pindah platform (misal dari Hugo ke Gatsby) saya tidak harus menulis semua artikel yang pernah ditulis.

Awalnya berasa mager banget pindah dari Medium dan harus setup blog sendiri. Tapi pas dijalani ternyata gak sulit. Tinggal beli domain sendiri (~10 menit), install Hugo dan theme-nya (~30 menit), tarok di github (< 1 menit), integrasi Netlify ke Github dan Domain (~5 menit), jadi deh blog baru ๐ŸŽ‰

Untuk statistiknya, tinggal taro ID Google Analytics kita di config.toml. Untuk commenting system-nya, bisa install Disqus (tapi saya belum setup), atau bisa didiskusikan lewat Twitter dan Github. Karena pada dasarnya blog ini open-source, semua bisa bikin kontribusi di Repo Github-nya

Kesimpulan

Medium masih jadi platform yang sangat bagus untuk menulis. Tapi untuk menulis konten teknikal, masih banyak platform lain yang menyediakan fitur lebih bagus lagi seperti Dev.to, Hashnode, atau bahkan setup blog pribadi ๐Ÿ™‚

Edit on